
1. Latar Belakang Masalah
Dalam beberapa dekade terakhir, dunia menyaksikan lonjakan daya saing manufaktur dari Tiongkok (China) yang semakin efisien dan produktif. Fenomena ini tidak hanya berdampak pada neraca perdagangan global, tetapi juga menimbulkan ketidakseimbangan dalam dinamika pasar dunia. Produk Tiongkok kini mendominasi pasar internasional dari segi harga, kualitas, kuantitas, hingga kecepatan pengiriman.
Sebagai respons, banyak negara, termasuk Amerika Serikat dan anggota Uni Eropa mulai menerapkan kebijakan proteksionisme seperti bea masuk tinggi dan pembatasan impor. Namun, apakah strategi ini cukup untuk menahan laju dominasi manufaktur Tiongkok? Atau justru menciptakan ketidakseimbangan struktural jangka panjang dalam ekonomi global?
2. Tujuan Penulisan
Tulisan ini bertujuan:
-
Menganalisis asimetri daya saing antar negara produsen di dunia,
-
Mengkaji hubungan antara produktivitas, efisiensi manufaktur, dan intervensi kebijakan proteksionisme,
-
Menawarkan pendekatan ilmiah berbasis hukum fisika untuk memberikan sudut pandang baru dalam memahami dinamika global.
3. Pendekatan Fisika yang Digunakan
A. Hukum Peluruhan Eksponensial
Digunakan untuk menggambarkan penurunan daya saing relatif suatu negara terhadap negara yang mengalami pertumbuhan efisiensi industri (contohnya: daya saing manufaktur AS, Eropa, Indonesia, dsb terhadap Tiongkok).
C(t)=C0⋅e−ktC(t) = C_0 \cdot e^{-kt}
-
C(t)C(t): Daya saing relatif pada waktu tt
-
C0C_0: Daya saing awal
-
kk: Konstanta laju peluruhan (diinterpretasikan sebagai ketertinggalan teknologi atau inefisiensi sistem)
B. Hukum Gravitasi Newton
Digunakan untuk menjelaskan tarikan ekonomi global terhadap pusat produksi terbesar (dalam hal ini: Tiongkok).
F=G⋅M1⋅M2r2F = G \cdot \frac{M_1 \cdot M_2}{r^2}
-
FF: Daya tarik perdagangan (ekspor/impor)
-
M1M_1, M2M_2: PDB negara asal dan mitra
-
rr: Hambatan ekonomi-politik (tarif, jarak logistik, kebijakan dagang)
C. Hukum Entropi (Termodinamika)
Digunakan untuk mengilustrasikan kecenderungan sistem global menuju ketidakteraturan ketika proteksionisme menyebabkan fragmentasi pasar dan ketidakefisienan rantai pasok.
ΔS≥0\Delta S \geq 0
Interpretasi: Upaya menghambat aliran barang cenderung meningkatkan entropi (biaya logistik, waktu pengiriman, inflasi, dsb.)
4. Kontribusi Ilmiah
-
Menawarkan kerangka analisis interdisipliner ekonomi-fisika,
-
Menggunakan pendekatan kuantitatif dari model peluruhan dan gravitasi untuk membandingkan daya saing antar negara,
-
Memberikan pemodelan untuk pengambilan kebijakan berdasarkan dinamika ilmiah, bukan hanya narasi ekonomi-politik.