PENDAHULUAN
Dengan persaingan global yang semakin terbuka luas, Indonesia, mau tidak mau harus lebih giat meningkatkan ekspor, meningkatkan investasi yang membangun infrastruktur, memacu sektor industri yang menumbuhkan sektor pertanian, memperbanyak dan meningkatkan daya saing Usaha Kecil dan Menengah (UKM), meningkatkan usaha eksplorasi energi, yang pada akhirnya akan membuka lapangan kerja dan menurunkan angka kemiskinan. Untuk usaha tersebut, sangat dibutuhkan sekali suatu proses transformasi yang sangat pesat dan efektif di segala sektor. Tentu saja rencana ini menjadi suatu daya tarik sendiri bagi negara lain untuk berkontribusi di Indonesia. Hal inilah yang semakin membuka peluang peningkatan hubungan kemitraan yang makin luas antara Jepang dan Indonesia, tentunya dengan prinsip saling membutuhkan dan menguntungkan. Jepang sudah tepat memilih Indonesia sebagai mitra karena potensi pertumbuhan ekonomi yang tinggi yang merupakan tempat yang cocok bagi investasi Jepang yang dengan pertumbuhan ekonominya yang sudah stagnant. Indonesia masih menjadi tempat favorit bagi investasi Jepang, khususnya di sektor manufaktur dan sektor pendukung lainnya. Begitu juga sebaliknya, Indonesia juga sudah tidak salah lagi memilih Jepang sebagai mitra pembangunannya dengan melihat teknologi dan potensi investasi yang dimiliki oleh Jepang. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Japan’s Bank for International Cooperation (JBIC) pada than 2004, Indonesia menduduki peringkat kedua setelah China dalam investasi Jepang di luar negeri, yaitu sebesar 24% di China, 16% di Indonesia, Thailand 14%, Singapore dan Malaysia 9%.
Kemitraan Indonesia-Jepang, sudah terjalin sejak lama, tanpa terasa sudah mencapai ke usia 50 tahun saja. Jepang adalah salah satu mitra dagang dan bisnis Indonesia yang menduduki posisi paling penting dan strategis. Saat ini, ada sekitar 1.200 perusahaan Jepang di Indonesia, mayoritas mendominasi sektor Industri manufaktur yang mampu memberikan lapangan pekerjaan tidak kurang dari 200.000 orang Indonesia. Banyak diantara mereka yang menduduki posisi penting sebagai Manager dan bahkan ada yang menjadi Direktur. Tentu ini merupakan sesuatu keuntungan yang sangat positif bila melihat kenyataan dengan tersedianya lapangan kerja, alih teknologi maju Jepang ke Indonesia, dan budaya manajemen Jepang yang sarat filosofi budaya kerjanya dengan produktifitasnya yang tinggi.
Pada tanggal 20 Agustus 2007, bertempat di Jakarta, hubungan persahabatan Indonesia-Jepang ini sudah memasuki suatu babak baru dengan ditanda-tanganinya Japan and the Republic of Indonesia for an Economic Partnership (JIEPA) oleh Perdana Menteri Jepang waktu itu, Shinzo Abe dan President RI, Susilo Bambang Yudhoyono. Ada sebanyak 7 butir kesepakatan pada JIEPA ini, yang pada intinya adalah untuk meningkatkan kerjasama kedua negara di segala bidang, seperti: industri manufaktur, pertanian, kehutanan, perikanan, perdagangan dan investasi, pengembangan sumber daya manusia, jasa keuangan, pengadaan barang pemerintahan, lingkungan, energi dan sumber daya mineral, dan bidang lainnya.